Pemantauan (Monitoring) y aitu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang waktu. Hal ini mencakup penilaian oleh orang yang tepat atas disain dan pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat untuk memastikan bahwa struktur pengendalian intern telah dilaksanakan secara tepat dan dapat disesuaikan terhadap perubahan situasi yang terjadi. Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Indonesia’s Rising Divide - World Bank.
Pengendalian Pemrosesan Informasi, berupa:. Pengendalian umum; berhubungan dengan operasi pusat data sebagai suatu keseluruhan dan mencakup pengendalian uang dihubungkan dengan berbagai kejadian-kejadian, seperti organisasi pusat data, pemeliharaan dan pengakuisisian sistem hardware dan software, prosedur-prosedur pendukung dan pemulihan. Pengendalian Aplikasi; berhubungan dengan pemrosesan jenis-jenis transaksi yang spesifik, seperti nota pelanggan, pembayaran pemasok, dan penyiapan penggajian.
Juga menyangkut otoritas yang tepat, dokumen-dokumen dan catatan-catatan, serta pengecekan secara manual maupun komputerisasi. Pengendalian fisik, merupakan jenis aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi tradisional yang menerapkan prosedur manual. Adapun kategori tradisional dari aktivitas pengendalian ini adalah:. Otorisasi transaksi; dimana formulir kegiatan personel merupakan kontrol otorisasi yang sangat penting dalam sistem pembayaran gaji.
Pemisahan tugas; mencakup pemisahan tugas antara pelaksana transaksi, pencatat transaksi, dan pemelihara asset yang diperoleh dari transaksi. Serta pemisahan tugas dalam bagian pemrosesan data elektronik dan pemisahan di antara bagian pemrosesan data elektronik dengan bagian-bagian pemakai data.
Pemisahan tugas perlu dilakukan untuk mengurangi kekeliruan dan ketidakberesan serta mengoreksinya sendiri. Supervisi; wilayah lain yang berisiko adalah time keeping. Adakalanya pegawai “clock-in” untuk pegawai lain yang telat atau absen.
Supervisor harus mengamati proses clock-in ini dan merekonsiliasi time card dengan kehadiran actual. Catatan akuntansi. Kontrol akses; aktiva-aktiva yang berkaitan dengan sistem pembayaran gaji adalah tenaga kerja dan kas.
Keduanya dapat disalahgunakan melalui akses yang tidak benar ke catatan akuntansi. Kontrol atas akses ke dokumen sumber dan catatab dalam sistem pembayarab sangat penting, seperti halnya dalam semua siklus pengeluaran. Verifikasi Independent.
Keseluruhannya membantu memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil dalam mencapai tujuan perusahaan. Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:. Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib. Pelimpahan tanggung jawab.
Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional. Elemen kedua selanjutnya yang ditetapkan oleh COSO adalah Penilaian Resiko ( Risk Assesment ). Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan manajemen risiko yang relevan terhadap penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
Penilaian risiko sebaiknya mencakup pemahaman tentang risiko yang dapat ditimbulkan dari keadaan dan peristiwa yang berubah-ubah. Sumber: http://www.ilmu-ekonomi.com/2011/11/komponen-pengendalian-intern.html. Lingkungan Pengendalian ( Control Environment) adalah elemen pertama dari struktur pengendalian intern versi COSO. Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan.
Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian ini memiliki tujuh unsur antara lain:.
Integritas dan nilai-nilai etika; beragam cara yang ditempuh oleh manajemen tingkat atas untuk menekankan tentang pentingnya integritas dan inlai etika di antara para personilnya dalam perusahaan, misalnya dengan memberikan contoh yang baik, berkomunikasi dengan baik kepada para karyawan, memberikan pedoman moral, dan mengeliminasi insentif dan rangsangan lainnya. Komitmen dan kompetensi; merupakan kesadaran manajemen akan campuran intelegensi, palatihan,dan pengalaman setiap karyawan yang diperlukan dalam mengembangkan potensi mereka. Dewan direktur dan dewan audit; dewan direktur bertanggungjawab untuk memastikan bahwa manajemen memenuhi tanggungjawabnya untuk menetapkan dan mempertahankan internal control, sedangkan komite audit bertanggungjawab untuk mengenali penolakan manajemen atas pengendalian atau kecurangan dalam laporan keuangan dan menindaklanjuti hal tersebut secara tepat.
Falsafah dan gaya operasi manajemen; manajemen mempunyai peran yang besar dalam memberikan lingkunag pengendalian yang baik dalam suatu organisasi. Struktur organisasi; menggambarkan garis hubungan wewenang dan pertanggungjawaban sehingga dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan pengendalian baik dalam hal memberikan kerangka (framework) secara menyeluruh bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab; berupa memorandum tertulis mengenai kebijakan-kebijakan, aturan main, deskripsi pekerjaan, dan sebagainya. Kebijakan dan praktek pegawai; berupa kemampuan menyediakan karyawan yang dapat dipercaya dan memiliki kemampuan pada bidangnya masing-masing. Pendekatan kwantitatif untuk penaksiran risiko 2. Pendekatan kwalitatif Di dalam pendekatan kwantitatif untuk penaksiran risiko, setiap kemungkinan kerugian dihitung sesuai hasil biaya kerugian perorangan dikalikan dengan kemungkinan munculnya. Terdapat beberapa kesulitan di dalam menerapkan pendekatan kwantitatif untuk menaksir kerugian, yaitu:.
Kesulitan mengidentifikasi biaya relevan per kerugian dan kemungkinan-kemungkinan yang terkait. Kesulitan menaksir kemungkinan dari suatu kegagalan yang memerlukan peramalan masa depan. Daihatsu telah melakukan petulangan mengarungi dan menjelajahi Pulau Sumatera yang dimulai pada tanggal 10 Oktober yang lalu. Penjelajahan yang diberi nama 'Petualangan ' ini dilaksanakan oleh tim petualang yang terdiri dari 10 orang dan menggunakan 3 unit mobil Daihatsu, yaitu 2 unit TX-AT dan 1 unit MT. Perjalanan ini akan menempuh jarak sepanjang 3.300 KM sampai ke pada titik 0 Kilometer yaitu di ujung Provinsi Aceh, Sabang. Salah satu tujuan dari petualangan ini adalah selain untuk mengeksplorasi keindahan alam dari Pulau Sumatera juga untuk menikmatri berbagai macam jenis kopi yang ada di Pulau Sumatera ini. Perjalanan di hari pertama akan menempuh jarak hingga 567 Km yang dimulai dari Jakarta menuju Liwa salah satu daerah di Lampung Barat.
Daerah Liwa ini mempunyai jalur yang strategis karena menghubungkan 3 buah provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Meskipun memiliki jalur yang strategis, daerah Liwa ini didominasi oleh jalan berliku dan tanjakan terjal yang akan menjadi tantangan yang berkessn bagi tim. Setelah dilepas di VLC tim memulau perjalanannya tepat pada pukul 23.00 WIB yaitu menuju pelabuhan Merak untuk menyeberang menggunakan kapal ferry menuju pelabuhan Bakauheni. Penyeberangan ini membutuhkan waktu selama 3 jam karena memang saat itu kondisi laut yang sangat bersahabat.
Sesampainya di pelabuhan Bakauheni di pagi harinya, tim dihadapakan pada kondisi jalan yang mulus, yang memudahkan perjalanan. Bahkan Daihatsu yang dikendarai oleh tim ini dapat menempuh kecepatan hingga 120 km/jam. Tapi ini tidak berlangsung lama, karena begitu tiba di pusat kota Lampung tim harus menurunkan kecepatan sampai rata-rata 40 km/jam yang dikarenakan arus lalu lintas kota Lampung yang cukup padat, meskipun tidak sepadat kota Jakarta pastinya. Di kota Lampung ini tim menikmati sarapan khas kota Lampung dan segera melanjutkan perjalanan karena sayangnya mereka baru menempuh jarak 300 Km dari rencana 3.300 Km. Tim melalui kawasan Bukit Kemuning untuk menuju daerah Liwa. Perjalanan yang ditempuh cukup sulit karena mereka harus menempuh jalur yang kebanyakan adalah tikungan pendek dan disertai dengan tanjakan terjal.
Tepat pukul 17.00 WIB tim sampai di Liwa, tetapi mereka harus tetap melanjutkan perjalanan kurang lebih 25 Km lagi menuju tempat pemberhentian yang memang telah direncanakan yaitu menuju Danau Ranau. Udara dingin menerpa ketika mereka sampai. Tapi dengan kopi luwak yang menggugah selera, udara dingin bukan lagi masalah. Suasana pagi hari di Danau Ranau sangat menyejukkan. Sebelum memulai perjalanan, tim sejenak menikmati keindahan Danau Ranau yang merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera, dengan ditemani secangkir kopi luwak.
Setelah menikmati sarapan, tim ditemani oleh Hidayat atau akrab disapa Sangkut, pemilik kebon kopi seluas 5000 hektar lebih, tim diberi penjelasan mengenai bagaimana ia memproduksi kopi luwak. Ternyata di rumahnya ia memiliki 1 ruangan khusus untuk memelihara Musang Bulan sebanyak 5 ekor. Setelah mendapat penjelasan mengenai proses produksi kopi luwak yang menyebabkan harga kopi luwak tidak murah harganya, tim pun istirahat sejenak dan melakukan Sholat Jumat. Tak lama tim pun bergegas berangkat karena mereka harus menempuh jarak yang panjang sesuai target, yaitu sejauh 509,4 Km menuju Lahat. Sekitar pukul 20.00 WIB, tim langsung disambut oleh orang nomor 1 Lahat. Beliau adalah H. Saifudin Aswari Riva'i,SE.
Sambil mengobrol-obrol dengan orang nomor 1 di Lahat itu, tim kembali ditemani dengan secangkir kopi yang memang telah menjadi budaya kota Lahat sejak dahulu, kota yang menurut bupati Lahat merupakan kota tertua di Pulau Sumatera karena telah berusia 130 tahun. Banyak sekali bangunan yang telah ditinggalkan bangsa Belanda pada zaman penjajahan dulu yang ada di kota Lahat ini.
Salah satunya adalah Sekolah Dasar Santo Yosef. Di kota Lahat ini sebenarnya juga banyak terdapat kebon kopi, yang sayangnya mulai ditinggalkan karena harga pasaran kopi sering dipermainkan oleh para tengkulak. Maka dari itu perjalanan -Sumatera ini diharapkan dapat menggairahkan kembali para petani di Lahat untuk mengolah kembali kebun yang telah ditinggalkan. Obrolan tim dengan pak Bupati berlanjut hingga ke rumah dinasnya. Ternyata pak Bupati Lahat ini juga menggunakan Daihatsu sebagai mobil dinasnya.
Sungguh suatu kebetulan yang mengejutkan! Paginya, tim memutuskan untuk mengeksplorasi kopi Pagaralam sebelum berangkat menuju Kabupaten Empat Lawang. Sambil menunggu kabar dari toko Kirana yang memiliki mesin pengolah kopi, tim pun mencari petani kopi di Pagaralam untuk mengobrol. Mereka pun bertemu dengan seorang kakek berumur 75 tahun yang sudah menjadi petani kopi selama 50 tahun.
Di tengah keasyikan tim menjajal jalanan light off-road, ada kabar bahwa mesin pengolah kopi sudah berfungsi kembali. Tanpa membuang waktu tim segera bergerak menuju lokasi di Pusat Kota Pagaralam untuk menyaksikan sendiri seperti apa pengolahan kopi di Pagaralam. Dan ternyata didapat bahwa sistem pengolahan biji kopi yang ada di Pagaralam tidak jauh berbeda dengan yang ada di Liwa dan Lahat. Setelah makan siang di pinggir sungai, tim melanjutkan tujuan menuju kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi) yang merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Lahat. Uniknya, kabupaten ini memiliki lambang biji kopi sebagai lambang daerahnya. Memang, kopi adalah komoditas utama yang dihasilkan dari daerah ini.
Untuk sampai ke daerah ini, tim membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dengan menempuh jarak 121,6 Km. Hebatnya, tim diizinkan untuk menginap di rumah dinas Bupati Empat Lawang!! Sekitar pukul 6 pagi, tim Terios 7-Wonder s memulai aktivitasnya. Dengan ditemani oleh Pak Sara Rudianto – Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Empat Lawang, tim diajak berkeliling untuk lebih memperdalam lagi tentang perkopian di kabupaten Empat Lawang ini. Pukul 7 pagi keesokan harinya, tim pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Bukittinggi melalui Muko-muko Padang. Perjalanan ini berbeda jauh dengan perjalanan sebelumnya, karena apabila sebelumnya tim lebih banyak melalui perbukitan menuju daerah-daerah yang dituju, sekarang mereka akan melalui jalur yang akan didominasi dengan pantai.
Dan perjalanan melalui pantai ini sangatlah menguras tenaga dari masing-masing anggota tim. Karena bukan hanya saja cuaca yang panas dan terik hingga mencapai suhu 35 derajat celcius, jalur yang harus dilewati pun banyak sekali memiliki tikungan-tikungan yang tajam. Inilah mengapa tim baru tiba di tugu Jam Gadang-Bukittinggi sekitar pukul 12 malam. Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak sejauh 617 Km adalah 18 jam.
Dan hebatnya lagi 3 unit yang digunakan tim masih memiliki performa yang mengagumkan! Dan ternyata tim harus mengalami tantangan berikutnya. Jalanan Mandailing Natal-Tarutung kondisinya sangatlah tidak stabil. Banyak sekali jalanan yang rusak parah karena masih dalam proses perbaikan. Hal ini cukup menghambat perjalanan dari tim. Tapi kerennya, meskipun terus saja tancap gas menghadapi jalanan yang begitu rusak, suspensi mobil ini masih tetap oke! Tapi sayangnya, terjadi masalah yang cukup serius.
Meskipun tim telah berhati-hati dalam melakukan perjalanan, ada salah satu unit yang mengalami slip. Stir mobil tidak bisa dikendalikan dan baru berhenti setelah menyenggol semak belukar.
Tim langsung sigap melakukan evakuasi ditengah hujan. Meskipun penyak-penyok di sana-sini dan lampunya pecah, mobil itu masih tetap dapat melanjutkan perjalanan. Pyuuhh!! Untung sekali tidak terjadi hal-hal yang serius! Sesampainya di Tarutung tim makan siang, dan melakukan sedikit pengeceka terhadap salah satu unit Terios yang remnya agak sedikit bermasalah.
Setelah itu, mereka pun melanjtkan perjalanan menuju Medan dan sampai di kota itu pada pukul 10 malam. Akhirnya sampailah pada perjalanan terakhir! Ya setelah Medan, tim melanjutkan perjalanan menuju Nangroe Aceh Darussalam.
Setelah check out dari hotel pada pukul 1 siang, tim pun segera bergerak meninggalkan kota Medan. Anggota tim pun bertambah 1 orang menjadi 11 orang setelah Rokky Irvayandi dari PT Astra Daihatsu Motor ikut bergabung bersama tim. Rute perjalanan dari Medan menuju Langsa cukup lancar, berbeda sekali dengan rute Mandailing Natal-Medan. Sekotar pukul setengah 7 malam, tim pun sampai di kota Langsa. Tim pun mampir sebentar di alun-alon kota untuk makan malam dan menikmati kopi pastinya sebelum beristirahat.
Sampailah tim di tujuan terakhir, Takengon. Total ada 7 tempat yang merupakan penghasil kopi di pulau Sumatera ini. Sesuai dengan nama perjalanan ini,. Tim pun berangakat pada pukul 7 pagi, karena jarak yang harus ditempuh cukup jauh yaitu sekitar 334,6 Km. Pukul 11 mereka sampai di daerah Bireun dan memutuskan untuk makan siang di daerah yang pernah menjadi tempat konflik GAM dan tentara Indonesia.
Menjelang masuk Takengon, tim sudah ditunggu oleh komunitas Jip Gayo yang akan mengawal tim menuju Takengon dengan melewati daerah-daerah perbukitan. Tim bersama komunitas Jip Gayo pun berhenti sejenak di Danau Laut Tawar untuk menikmati pemandangan juga untuk menyeruput secangkir kopi panas.
Dan menjelang adzan maghrib yim beserta rombingan telah memasuki kota Takengon. Bambang, salah satu penggemar 4x4 asal Takengon ternyata merupakan pengusaha kopi juga.
Ia menjelaskan kalau kopi Gayo adalah kopi Arabica yang mempumyai ciri khas tersendiri. Hebatnya, kopi yang diproduksi oleh Bambang uini telah merambah hingga Eropa Timur dan juga Amerika.
Setelah santap siang dan membeli souvenir khas Gayo keesokan siangnya, tim pun segera bergegas menuju Banda Aceh. Jalanan yang lebar dan mulus membuat perjalanan bersama terasa menyenangkan. Pukul setengah 12 malam, tim pun sampai dan segera bergegas check in ke hotel untuk segera beristirahat karena mereka harus berangkat pagi-pagi besoknya.
Akhirnya, setelah menempuh jarak sepanjang 3.657 Km, selama 15 hari, tim mengakhiri perjalanan tepat di Tugu 'Nol' Kilometer pada pukul 12:48 WIB siang. Sebelumnya, setelah berisitirahat semalaman di Banda Aceh, tim pun segera bergerak menuju pelabuhan Ulee Lheue untuk menyeberang menuju Sabang. Sekitar pukul 11 siang mereka pun menyeberang dengan ferry. Rombongan tim telah ditunggu oleh para petinggi PT Astra Daihatsu Motor serta rekan-rekan wartawan nasional di pulau Sabang. Setelah diadakan upacara singkat, tim pun segera bergerak menuju pelabuhan ferry Baloha untuk naik kapal cepat ke Pulau Rondo.
Kapal ini adalah kapal terakhir dari Sabang menuju Banda Aceh. Sistem pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah jauh tertinggal dengan negara lain. Bahkan dari negara tetangga kita sendiri yang notabene dulu mereka mengirimkan para guru terbaik mereka ke sini untuk mempelajari sistem pendidikan di Indonesia, sehingga mereka dapat mempraktekkan di negaranya masing-masing. Dan yang lebih mengenaskan lagi adalah sekarang banyak sekali anak-anak Indonesia yang mampu, lebih memilih untuk bersekolah di Luar Negeri. Bukti nyata bahwa pendidikan di Indonesia mulai kurang di percaya.
Perubahan kurikulum yang hampir setiap tahun, kurang lebih membuat para Guru pun kebingungan untuk menentukan materi yang harus diajarkan. Saya ingat sekali pada waktu saya masih SMP, lebih tepatnya SMP kelas VIII. Di sekolah saya itu sudah mempraktekkan 3 kurikulum sekaligus. Kelas IX dengan kurikulum 1994, kelas VIII dengan KBK dan kelas VII dengan KTSP.
Tapi nyatanya? Prakteknya pun tidak jauh berbeda antara kurikulum1994, KBK dan KTSP. Dan ini pun berdampak pula dengan buku-buku yang digunakan. Pemerintah dengan jelas melarang sekolah-sekolah menjual buku, sedangkan buku yang dicetak di luar pun masih banyak kurikulum yang belum berubah saat itu. Meminjam dengan kakak kelas pun juga tidak bisa karena perbedaan kurikulum.
Hal ini lah yang membuat para siswa susah beradaptasi dan membuat tujuan kurikulum yang digunakan gagal diterapkan. Selain itu, hal yang membuat kondisi pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan, yaitu adanya perbedaan jauh infrastruktur yang ada antara sekolah yang di perkotaan dengan dengan yang berada di daerah.
Jangankan sekolah yang berada di luar Pulau Jawa, sekolah yang berada di pinggiran kota Jakarta saja masih banyak yang kurang memadai fasilitasnya. Sering kali kita mendengar sekolah yang atapnya roboh, yang terpaksa belajar di kandang kambing ataupun hal-hal menyedihkan lainnya yang seharusnya tidak lagi ada di negara yang sudah 67 tahun merdeka ini. Saya pribadi sebenarnya miris sekali melihat berita-berita seperti ini bermunculan di TV. Karena saya yakin sekali bahwa banyak anak-anak Indonesia yang mempunyai semangat belajar yang tinggi tetapi terhalang oleh infrastruktur sekolah dan biaya. Khusus dengan masalah biaya, saya bersyukur sekali karena sekarang sekolah digratiskan hingga SMA, meskipun saya juga kurang mengerti bagaimana dengan mekanismenya. Hal miris lainnya yang saya alami akhir-akhir ini adalah mengenai tawuran antar pelajar.
Entah siapa yang harus disalahkan dalam kejadian tersebut. Atau Orang tua? Tetapi menurut pendapat pribadi saya, sekolah dan guru-guru pun memegang peranan yang penting dalam mencegah hal-hal tersebut. Sama seperti ketika para pelajar menyerap ilmu dan hal baik dari seorang guru, mereka pun menyerap berbagai hal yang buruk.
![Brisingr Brisingr](https://i.pinimg.com/736x/91/a9/83/91a9831cbfab5f9edbafb7ac7386f21a.jpg)
Seperti kata pepatah 'Guru kencing berdiri murid kencing berlari'. Kekerasan dalam dunia pendidikan juga tidaklah dibenarkan. Masih banyak sekali para Guru yang kurang bisa menahan emosi mereka dalam mendidik anak-anak. Tidak hanya kekerasan secara fisik, kekerasan secara seksual juga masih sering terjadi. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka melakukan tindakan tidak senonoh tersebut.
Dan saya juga berpendapat bahwa tenaga pendidik yang ada sekarang ini tidak lagi memiliki dedikasi yang sama seperti dulu, yaitu untuk mencerdaskan bangsa ini. Meskipun masih banyak juga yang memilih mengabdikan diri mereka untuk benar-benar mencerdaskan bangsa tanpa terkecuali. Seperti yang pernah saya lihat dalam suatu tayangan berita di televisi. Ada seorang siswi yang tidak diperbolehkan bersekolah di sekolahnya itu hanya karena dia kedapatan sedang hamil dan sekolahnya itu beranggapan bahwa hal tersebut akan membuat citra yang buruk bagi sekolah. Sungguh miris sekali! Meskipun siswi tersebut bisa hamil karena kesalahan sendiri, tetapi bukan berarti sekolah bisa seenaknya menolak siswi tersebut yang masih punya semangat untuk belajar untuk bersekolah kembali.
Apa salahnya dan seberapa beratnya sih menerima siswi itu dan tetap mengajar dengan sebaiknya untuk masa depan yang elbih baik bagi siswi tersebut? Tidak melulu dengan kejelekan dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia, masih banyak pula hal-hal positif yang bisa kita petik. Derasnya alur informasi dari berbagai macam media yang ada sekarang ini, membuat anak-anak Indonesia terkadang jauh lebih pintar daripada para Guru. Bukan berarti dengan adanya hal ini para Guru bisa lepas tangan begitu saja karena tidak selamanya informasi yang didapat benar adanya dan tetap membutuhkan Guru untuk membimbing.
Salah satu contoh yang membanggakan dari para anak-anak Indonesia adalah dengan inovasi terbaru yang menggemparkan di tahun 2012 ini. Apalagi kalau bukan berhasil terciptanya mobil ESEMKA yang dibuat oleh para siswa SMK di Solo.
Secercah harapan bagi bangsa ini bahwa masih ada anak-anak yang mau belajar dan membuat sesuatu yang membanggakan bagi negara ini. Sistem pendidikan di Indonesia memang masih amburadul dan belum terstruktur dengan rapi. Maka dari itu saya berharap bahwa pemerintah bersama dengan pijak-pihak terkait bisa terus mengembangkan suatu sistem yang cocok bagi pendidikan di Indonesia ini, tidak hanya bagi mereka yang berada di kota besar khususnya Jakarta, tetapi kota-kota di pulau lain sehingga tidak ada lagi anak-anak yang memiliki masa depan suram hanya karena masalah infrastruktur yang tidak merata. Bukankah mencerdaskan kehidupan bangsa terkandung dalam pembukaan UUD 1945? Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untukn menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.
DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Contoh dari DFD adalah sebagai berikut.
Sinopsis: Buku 3 siklus Warisan Eragon dan naganya, Saphira, berhasil bertahan hidup setelah pertempuran kolosal melawan para prajurit Kekaisaran di Dataran Membara. Namun masih banyak yang harus dihadapi sang Penunggang dan naganya ini. Eragon harus menyelamatkan Katrina, kekasih Roran, dari cengkeraman Raja Galbatorix, sesuai janjinya pada abangnya itu. Tetapi kaum Varden, elf, dan kurcaci pun membutuhkan sang Penunggang. Ketika keresahan melanda para pemberontak dan bahaya mengincar dari segala arah, Eragon harus menentukan pilihan-pilihan yang akan membawanya ke seluruh penjuru Kekaisaran, bahkan lebih.
Pilihan yang bisa saja memaksanya melakukan pengorbanan tak terbayangkan.buku yang membuat saya rela bergadang.